mau ngeshare cerita tentang Sayyidah Nafisah yang di ambil dari buku karakter wanita - wanita muslimah dambaan hati karangan Mohammad Arif .
------------------------------------------------------------------------------------------------------------Sayyidah Nafisah adalah wanita shalihah yang lahir pada 11 Rabi'ul awal 145 H dikota Makkah Al - Mukarrmah. Ayahnya bernama Hasan al-Anwar bin Zaid bin Hasan bin Ali,keturunan Rasullulah Saw.
"Selama tigapuluh tahun , aku berdoa kepada Tuhanku untuk mewafatkan aku
dalam keadaan berpuasa, Bagaimana mungkin aku berbuka puasa ? "
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Sayyidah Nafisah terkenal sebagai seorang yang ahli ibadah dan seorang yang zuhud. Seluruh waktunya dihabisakan untuk beribadah kepada Allah. Disiang hari , ia akan berpuasa. Sementara di malam hari ia akan menghabisakan waktunya untuk tahajjud dan beribadah kepada Allah. Suatu ketika ada seorang yang menanyakan perihal ibadah Sayyidah Nafisah kepada Zainab,keponakan Sayyidah Nafisah,"Bagaimana kekuatan bibimu?" Zainab menjawab,"ia makan sekali dalam tiga hari. Ia memiliki keranjang yang diletakan dimushalanya.Setiap kalli ia meminta sesuatu untuk dimakan,ia dapatkan di keranjang itu. Ia tidak mau mengambil sesuatu selain milik suaminya dan apa yang dikaruniakan Tuhan kepadanya".
Sayyidah Nafisah juga terkenal sebagai seorang yang sangat
dermawan,mencintai fakir miskin anak yatim dan orang – orang yang tidak mampu.Pernah suatu ketika,seorang
penguasa memberikan seratus dirham kepadanya sebagai rasa syukur kepada Allah
karena ia telah bertaubat dari kesalahannya melalui perantara Sayyidah Nafisah. Ia memberikan uang seratus dirham itu kepada Sayyidah Nafisah seraya
berkata “Ambilah harta ini,sebagai tanda syukur saya kepada Allah karena saya
terlah bertaubat”. Nafisah mengambil uang itu kemudian membagi-bagikannya
kepada fakir miskin,orang jompo,dan orang yang membutuhkannya sampai habis.
Beberapa murid-murid wanita yang berada disekitarnya mengatakan kepada Sayyidah Nafisah“Wahai guru mengapa engkau berikan uang itu semuanya kepada orang –orang? Mengapa tidak engkau sisakan barang sedikitpun untuk membeli makan saat berbuka nanti?”
“Ambilah benang yang telah kupintal dengan tanganku dan jualah ke pasar. Dan hasil penjualanya itu dibelikan makanan untuk berbuka nanti”. Kata Sayyidah Nafisah. Maka murid Sayyidah Nafisah itu berangkat ke pasar dan menjual benang yang dipintal milik Sayyidah Nafisahdan hasil penjualannya dibelikan makanan berbuka puasa . Dengan demikian Sayyidah Nafisah tidak mengambil sedikitpun uang dirham yang diberikan oleh gubernur tersebut.
Sayyidah Nafisah menghatamkan al-Quran sebanyak 4000 kali. Sayyidah Nafisah menunaikan ibadah haji sebanyak tigapuluh kali. Ketika dirasa umurnya didunia tidak akan lama lagi,ia menggali kuburnya sendiri. Kuburannya itu berada didalam rumahnya sendiri. Setiap saat,Sayyidah Nafisahh turun ke dalam kuburan yang telah digalinya sendiri itu,memperbanyak dzikir dan mengingat akhirat. Sayyidah Nafisah banyak menghatamkan al-Quran dalam kuburan itu dan menghadiahkan pahalanya untuk umat muslim.
Semakin lama,sakit Sayyidah Nafisahh semakin parah,tetapi ia tidak menghentikan puasanya. Beberapa sahabatnya dan para muridnya menyarankan Sayyidah Nafisah agar menghentikan puasanya untuk mengurangi rasa sakitnya. Tetapi,Sayyidah Nafisah tidak mengikuti saran para sahabat dan muridnya itu. Ia mengatakan kepada mereka, “Selama tigapuluh tahun aku berdoa kepada Tuhanku untuk mewafatkan aku dalam keadaan berpuasa. Bagaimana mungkin sekarang aku berbuka puasa ?”
Sebagaimana harapan dan keinginannya untuk meninggal dalam keadaan beribadah kepada Allah, Sayyidah Nafisah meninggal dalam keadaan beribadah kepada Allah.
Beberapa murid-murid wanita yang berada disekitarnya mengatakan kepada Sayyidah Nafisah“Wahai guru mengapa engkau berikan uang itu semuanya kepada orang –orang? Mengapa tidak engkau sisakan barang sedikitpun untuk membeli makan saat berbuka nanti?”
“Ambilah benang yang telah kupintal dengan tanganku dan jualah ke pasar. Dan hasil penjualanya itu dibelikan makanan untuk berbuka nanti”. Kata Sayyidah Nafisah. Maka murid Sayyidah Nafisah itu berangkat ke pasar dan menjual benang yang dipintal milik Sayyidah Nafisahdan hasil penjualannya dibelikan makanan berbuka puasa . Dengan demikian Sayyidah Nafisah tidak mengambil sedikitpun uang dirham yang diberikan oleh gubernur tersebut.
Sayyidah Nafisah menghatamkan al-Quran sebanyak 4000 kali. Sayyidah Nafisah menunaikan ibadah haji sebanyak tigapuluh kali. Ketika dirasa umurnya didunia tidak akan lama lagi,ia menggali kuburnya sendiri. Kuburannya itu berada didalam rumahnya sendiri. Setiap saat,Sayyidah Nafisahh turun ke dalam kuburan yang telah digalinya sendiri itu,memperbanyak dzikir dan mengingat akhirat. Sayyidah Nafisah banyak menghatamkan al-Quran dalam kuburan itu dan menghadiahkan pahalanya untuk umat muslim.
Semakin lama,sakit Sayyidah Nafisahh semakin parah,tetapi ia tidak menghentikan puasanya. Beberapa sahabatnya dan para muridnya menyarankan Sayyidah Nafisah agar menghentikan puasanya untuk mengurangi rasa sakitnya. Tetapi,Sayyidah Nafisah tidak mengikuti saran para sahabat dan muridnya itu. Ia mengatakan kepada mereka, “Selama tigapuluh tahun aku berdoa kepada Tuhanku untuk mewafatkan aku dalam keadaan berpuasa. Bagaimana mungkin sekarang aku berbuka puasa ?”
Sebagaimana harapan dan keinginannya untuk meninggal dalam keadaan beribadah kepada Allah, Sayyidah Nafisah meninggal dalam keadaan beribadah kepada Allah.


